Rabu, 30 April 2014

manajemen ruang Operasi KDK bidan



Kata Pengantar

Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat- Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul “Manajemen Ruang Operasi“. Makalah ini kami susun untuk melengkapi tugas mata kuliah Keterampilan Dasar Kebidanan dan kelengkapan dari rangkaian perkuliahan kami.
Dalam kesempatan ini kami juga berterima kasih kepada pihak- pihak yang tidak dapat kami sebutkan namanya, yang sangat berperan dalam memberikan dorongan, bantuan, dukungan, dan arahan dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari penyusunan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu saran yang membangun sangat kami perlukan untuk memperbaiki makalah ini.
                                                                                 




                                                            Yogyakarta, 27 Februari 2014



                                                                        Penyusun








Daftar Isi
Kata Pengantar
BAB 1 PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang...........................................................................................................
B.     Rumusan Masalah......................................................................................................
C.     Tujuan.........................................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
A.    Konsep Dasar Kamar Operasi....................................................................................
B.     Persiapan Fisik Klien Sebelum Operasi.....................................................................
C.     Intervensi Klien Intra Operatif...................................................................................
BAB 3 PENUTUP
A.    Kesimpulan.................................................................................................................
B.     Saran...........................................................................................................................
Lampiran
Daftar Pustaka







BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kita tentunya sudah sering mendengar berita orang dioperasi untuk meyembuhkan penyakitnya atau bahkan kita sudah ada yang pernah mengalami operasi. Operasi atau yang sering dikenal dengan pembedahan adalah suatu proses penyembuhan suatu penyakit yang biasanya sering dilakukan dengan melakukan pembedahan pada bagian atau anggota tubuh. Kasus operasi ini biasanya sering kita dengar untuk melakukan pengobatan pada penyakit- penyakit di dalam tubuh yang memerlukan pembedahan. Sebagai seorang calon tenaga kesehatan, nantinya kita uga pasti akan menemukan kasus- kasus operasi seperti operasi sesar. Saat ini di rumah sakit- rumah sakit besar pasti ditemukan adanya ruang operasi.

B.     Rumusan Masalah
Dalam menyusun makalah ini, adapun rumusan masalah yang penulis gunakan antara lain:
*      Bagaimana konsep dasar ruang operasi?
*      Bagaimana Intervensi klien intraoperatif?
*      Bagaimana persiapan fisik sebelum operasi?

C.     Tujuan
Adapun tujuan kami menyusun makalah ini adalah selain untuk melengkapi tugas mata kuliah keterampilan dasar kebidanan, juga kami berharap kepada masyarakat umumnya dan pembaca khususnya agar lebih mengetahui sedikit mengenai manajemen ruang operasi. Apalagi kita sebagai calon kader tenaga kesehatan khususnya bidan, bisa saja nantinya setelah kita terjun dimasyarakat, kita akan menjumpai kasus dimana seorang ibu harus dioperasi. Jadi setidaknya kita sudah memehami sedikit mengenai bagaimana tata ruang atau manajemen ruang operasi itu sendiri.





BAB 2
PEMBAHASAN

A.    Konsep Dasar Ruang Operasi
1.      Instalasi Kamar Operasi
Merupakan bagian integral yang penting dari pelayanan suatu rumah sakit berbentuk suatu unit yang terorganisir dan sangat terintegrasi, dimana didalamnya tersedia sarana dan prasarana penunjang untuk melakukan tindakan pembedahan.
      





Ø  Tindakan Operasi
Adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan tubuh yang akan ditangani.
Ø  Pre Operasi
Fase awal dari perioperatif  yang dimulai sejak mengambil keputusan untuk tindakan pembedahan dibuat sampai pasen dipindahkan ketempat kamar bedah.
Ø  Intra Operasi
Fase sejak pasen dipidahkan  ke dan dari kompleks ruang operasi.
Ø  Post Operasi
Suatu fase akhir dari perioperatif  yang dimulai sejak pasen masuk perawatan PACU (Postoperative Anesthesi Care Unit) sampai pasen sembuh total dari pembedahan.
2.      Filosopi Pembedahan
Pembedahan merupakan bagian dari tahap pengobatan, relatif singkat, sangat penting dan menakutkan.
Dalam melakukan pembedahan harus memiliki visi dan misi demi kepentingan pasien yang dilakukan dengan cara aman.
Visi pembedahan:
·         Menjadi yang terbaik
·         Bermutu
·         Mengikuti kemajuan ilmu dan teknologi
Misi pembedahan;
·         Menyembuhkan
·         Mengurangi penderitaan
·         Memperbaiki kualitas hidup
Agar pembedahan berlangsung baik dan aman bagi pasen serta personil kamar bedahsangat diperlukan;
*      Nilai-nilai luhur tata kerja kamar bedah
*      Etika profesi
*      Dan rambu-rambu
Pembedahan harus dilakukan sebaik mungkin, pelayanan bermutu merupakan unsur yang sangat diperlukan. Unsur tersebut yaitu;
a.    Effectiness
Pelayanan terbaik “The best possible care”
b.    Efficiency
Biaya yang wajar “Cost effectivnes”
c.    Acceptability
Kepuasan pasen Patien Satispaction”
 Untuk pelayanan yang bermutu  diperlukan :
Ø  Kompetensi tim bedah
Ø  Kerja sama tim
Ø  Manajemen kamar bedah
Ø  Bangunan dan peralatan yang mendukung
Ø  Komitmen kuat manajemen rumah sakit untuk terselenggaranya pelayanan prima
3. Ketenagaan
Dalam setiap melakukan pembedahan idealnya tim bedah terdiri dari;
v  Dokter pembedah (Operator)
v  Dokter Anesthesi
v  Perawat kamar bedah; sirkuler, instument (scrub), RNFA (register nurse first Assistance)
v  Perawat Anesthesi
4.  Tata Ruang Kamar Operasi
Ruang kamar operasi/kamar bedah harus didesain sedemikian rupa sesuai standar demi terselenggaranya pelayanan yang bermutu.

Tata kerja kamar bedah sebagai berikut:
a.    Faktor penentu
v  Berdasarkan visi dan misi kamar bedah
v  Organisasi, manajemen kamar bedah
v  Desain dan struktutr kamar bedah
v  Peralatan yang memadai
b.    Prisip disinfeksi dan dekontaminasi (Universal Precaution)
·         Perlindungan diri sendiri
·         Perlindungan terhadap pasen
·         Perlindungan terhadap lingkungan
c.    Hal-hal yang harus diperhatikan
§  Teknik aseptik yang benar
§  Peraturan asepsis
§  Kontruksi dan desain kamar bedah
§  Pentingnya hygien dan kesehatan personil
§  Aturan tata kerja umum sewaktu pembedahan
§  Tata cara cuci tangan
§  Mempertahankan keadaan asepsis bedah
Lingkungan kerja dikamar bedah harus menujang keselamatan dan kesehatan kerja dikamar bedah karena:
*      Kamar bedah merupakan lingkungan paling berbahaya/potensial hazards
*      Penggunaan instrumen tajam sering terjadi luka tusuk, goresan dll
*      Resiko terjadinya infeksi cukup tinggi
*      Ruang kerja terbatas
*      Keterbatasan jangkauan penglihatan
*      Paparan dari darah dan gas sering terjadi
*      Tuntutan bekerja cepat
*      Static postur/ergonomi
*      Kecemasan, lelah, frustasi, stress
Strategi keselamatan:
ü  Siapkan PPD (perlengkapan perlindungan diri) ekstra; cuci tangan, sarung tangan, masker , baju kerja, pelindung mata dll.
ü  Wadah benda tajam disiapkan
ü  Perencanaan penanganan benda-benda tajam
ü  Pastikan seluruh anggota mengetahui perencanaan tersebut
ü  Modifikasi perencanaan saat dibutuhkan
ü  Fokuskan cara penggunaan benda-benda tajam
ü  Ingatkan anggota tim operasi akan potensi bahaya
ü  Melarang orang masuk dalam ruang operasi
ü  Hindari percakapan yang tidak perlu
ü  Simpan tabung darah seluruh pasen sebelum operasi dalam lab, untuk diperiksa kemungkinan pemaparan HIV

B.     Persiapan Fisik Klien Sebelum Operasi
Selain mempersiapkan mental, waktu dan biaya, pembedahan berencana juga mewajibkan pasien untuk menyiapkan kondisi fisik demi lancarnya operasi yang akan berlangsung. Persiapan fisik ini berhubungan dengan  kelainan atau penyakit yang akan dibedah tersebut, dan juga persiapan fisik berkenaan dengan pembiusan, agar obat-obat bius yang nantinya diberikan tidak menimbulkan efek negatif akibat kemampuan respon tubuh yang tidak normal lagi.
Diagnose suatu penyakit diupayakan sejelas mungkin sebelum therapi pembedahan dijalankan. Dan bagi operator atau dokter Bedah sendiri, tentu  tidak akan memiliki arah yang pasti di saat berlangsungnya operasi, apa bagaimana dan seberapa yang mesti dibedah jika informasi atau assessment  –pendekatan ke arah diagnose pasti- belum optimal. Sehingga diperlukan pemeriksaan tambahan di luar pemeriksaan fisik untuk menuju kepastian itu. Mungkin akan diperlukan pemeriksaan laboratorium saja atau dibutuhkan lagi pemeriksaan penunjang yang masih taraf sederhana sampai yang sudah canggih. Misalnya, pemeriksaan rontgen atau x-ray, pemeriksaan  USG, CT scan, MRI dan pemeriksaan yang sifatnya lebih invasif, seperti x-ray atau CT scan dengan kontras, biopsi, endoscopy (colonoscopy, ureteroscopy, arthroscopy, bronchoscopy,laparoscopy dll). Memang semakin maju perkembangan teknologi, semakin canggih pula alat pemeriksaan di bidang medis yang membuat pasien semakin nyaman.  Sepengetahuan penulis, salah satu pemeriksaan canggih saat ini adalah pemeriksaan menggunakan capsule endoscopy untuk mengetahui keadaan saluran cerna dari atas hingga ke bawah dengan menelan sebutir capsul yang didalamnya  terkandung kamera dan bisa dipantau lewat monitor di luar tubuh pasien setiap saat, disamping menggambarkan sejauh mana serta di lokasi mana kelainan didapat sehingga ahli bedah tidak ragu-ragu lagi untuk  menoreh di  bagian tertentu dari permukaan perut. Tapi apapun pemeriksaan itu, tidak selalu harus suatu penyakit langsung dideteksi dengan peralatan yang canggih. Jika sudah dan bahkan lebih sensitif untuk diperiksa dengan alat pemeriksaan yang lebih sederhana kenapa harus ke tingkat pemeriksaan canggih atau yang malah  lebih invasif dan tentu mahal?
Karena tubuh pasti akan mengalami stress pembedahan, baik dari kemampuan fungsi masing2 organ vital maupun cedera langsung yang diterimanya, maka untuk kepentingan pembiusan agar obat2 yang diberikan sebelum dan selama proses berlangsungnya operasi bisa direspon dengan baik, harus ada jaminan akan fungsi dan kondisi tubuh yang baik pula. Maka jika penderita akan dipersiapkan menjalani operasi dengan pembiusan umum ataupun regional pada yang berusia di atas 40 tahun diwajibkan  memeriksa lab untuk mengetahui fungsi pembekuan darah, fungsi liver, ginjal,  endokrin, elektrolit, status gizi dan pemeriksaan elekrokardiografi (EKG) untuk menilai keadaan jantung. Pemeriksaan pemeriksaan tersebut termasuk pemeriksaan standard yang sebaiknya dicek secara lengkap. Namun pada penerapannya, kadang beberapa ahli bedah  lebih menekankan pada pemeriksaan yang menjurus pada kondisi penyakitnya sekalipun jenis pendeteksiaannya lebih mendetail.
Sedangkan untuk jangka pendek, setidaknya 8 jam sebelum masuk ke dalam kamar operasi, fisik penderita diharapkan sudah fit, tidak sedang pilek, batuk atau yang lainnya, dalam keadaan bersih hingga ke cuci rambut dan siap menanggalkan asesoris seperti perhiasan, gigi palsu, tidak bergincu dan cat kuku mesti dihapus. Ini dilakukan untuk mencegah kontaminasi operasi dan menunjang sterilitas proses operasi.

C.    Intervensi Klien Intra Operatif
a)      Anggota Tim Pembedahan
Tim pembedahan terdiri dari:
1)      Ahli bedah
Tim pembedahan dipimpin oleh ahli bedah senior atau ahli bedah yang sudah melakukan operasi.
2)      Asisten pembedahan (1 orang atau lebih): asisten bius dokter, residen, atau perawat, di bawah petunjuk ahli bedah. Asisten memegang retractor dan suction untuk melihat letak operasi.
3)      Anaesthesologist atau perawat anaesthesi
Perawat anesthesi memberikan obat-obat anesthesia dan obat-obat lain untuk mempertahankan status fisik klien selama pembedahan.





4)      Circulating Nurse
Peran vital sebelum, selama dan sesudah pembedahan.
Tugas:
·         Set up ruangan operasi-
·         Menjaga kebutuhan alat-
·         Check up keamanan dan fungsi semua peralatan sebelum pembedahan-
·         Posisi klien dan kebersihan daerah operasi sebelum drapping-
·         Memenuhi kebutuhan klien, memberi dukungan mental, orientasi klien
Selama pembedahan:
- Mengkoordinasikan aktivitas
- Mengimplementasikan NCP
- Membantu anesthetic
- Mendokumentasikan secara lengkap drain, kateter, dll
5)      Surgical technologist atau Nurse scrub; bertanggung jawab menyiapkan dan mengendalikan peralatan steril dan instrumen, kepada ahli bedah/asisten. Pengetahuan anatomi fisiologi dan prosedur pembedahan memudahkan antisipasi instrumen apa yang dibutuhkan.
b)      Persiapan Kamar dan Ruang Pembedahan
Keamanan klien diatur dengan adanya ikat klien dan pengunci meja operasi. Dua faktor penting yang berhubungan dengan keamanan kamar pembedahan: lay out kamar operasi dan pencegahan infeksi.
Ø  Lay Out pembedahan
Ruang harus terletak diluar gedung RS dan bersebelahan dengan RR dan pelayanan pendukung (bank darah, bagian pathologi dan radiology, dan bagian logistik).
Alur lalu lintas yang menyebabkan kontaminasi dan  designàada pemisahan antara hal yang bersih dan terkontaminasi  (protektif, bersih, steril dan kotor).
Besar ruangan tergantung pada ukuran dan kemampuan rumah sakit.
Umumnya:
• Kamar terima
• Ruang untuk peralatan bersih dan kotor
• Ruang linen bersih
• Ruang ganti
• Ruang umum untuk pembersihan dan sterilisasi alat
• Scrub area
Ruang operasi terdiri dari:
• Stretcher atau meja operasi
• Lampu operasi
• Anesthesia station
• Meja dan standar instrumen
• Peralatan suction
• System komunikasi


BAB 3
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Ruang operasi merupakan bagian integral yang penting dari pelayanan suatu rumah sakit berbentuk suatu unit yang terorganisir dan sangat terintegrasi, dimana didalamnya tersedia sarana dan prasarana penunjang untuk melakukan tindakan pembedahan. Ruang kamar operasi/kamar bedah harus didesain sedemikian rupa sesuai standar demi terselenggaranya pelayanan yang bermutu.
Manajemen ruang operasi adalah sesuatu yang penting yang harus tenaga kesehatan kuasai, karena tata ruang operasi yang baik juga akan mempengaruhi kinerja tenaga medis dan kelancaran proses operasi. Karena itu untuk sebuah ruang operasi, sebuah rumah sakit harus benar- benar memperhatikan mengenai struktur, manajemen maupun tata ruangnya.

B.     Saran
Bagi tenaga kesehatan sangat penting untuk mengetahui mengenai pengetahuan ini karena nantinya meskipun seorang tenaga kesehatan tidak semuanya ikut terlibat dalam prosedur operasi, tetapi setidaknya sebagai calon tenaga kesehatan, alangkah baiknya kita mengetahui sedikit mengenai ruang operasi ini.






Lampiran
Gambar- gambar Terkait Ruang Operasi
               

              

Lampu Operasi
  


      
    



Daftar pustaka
http//www.manajemen-ruang-operasi-konsep dasar_ilmu.com.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar