Kata
Pengantar
Puji
dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan
rahmat- Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
dengan judul “Manajemen Ruang Operasi“. Makalah ini kami susun untuk melengkapi
tugas mata kuliah Keterampilan Dasar Kebidanan dan kelengkapan dari rangkaian
perkuliahan kami.
Dalam
kesempatan ini kami juga berterima kasih kepada pihak- pihak yang tidak dapat
kami sebutkan namanya, yang sangat berperan dalam memberikan dorongan, bantuan,
dukungan, dan arahan dalam penyusunan makalah ini.
Penulis
menyadari penyusunan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu
saran yang membangun sangat kami perlukan untuk memperbaiki makalah ini.
Yogyakarta,
27 Februari 2014
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang...........................................................................................................
B. Rumusan
Masalah......................................................................................................
C. Tujuan.........................................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Konsep
Dasar Kamar
Operasi....................................................................................
B. Persiapan
Fisik Klien Sebelum Operasi.....................................................................
C. Intervensi
Klien Intra
Operatif...................................................................................
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................................
Lampiran
Daftar Pustaka
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kita
tentunya sudah sering mendengar berita orang dioperasi untuk meyembuhkan
penyakitnya atau bahkan kita sudah ada yang pernah mengalami operasi. Operasi
atau yang sering dikenal dengan pembedahan adalah suatu proses penyembuhan
suatu penyakit yang biasanya sering dilakukan dengan melakukan pembedahan pada
bagian atau anggota tubuh. Kasus operasi ini biasanya sering kita dengar untuk
melakukan pengobatan pada penyakit- penyakit di dalam tubuh yang memerlukan
pembedahan. Sebagai seorang calon tenaga kesehatan, nantinya kita uga pasti
akan menemukan kasus- kasus operasi seperti operasi sesar. Saat ini di rumah
sakit- rumah sakit besar pasti ditemukan adanya ruang operasi.
B.
Rumusan Masalah
Dalam
menyusun makalah ini, adapun rumusan masalah yang penulis gunakan antara lain:
![*](file:///C:\Users\Esti\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\Users\Esti\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\Users\Esti\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
C.
Tujuan
Adapun
tujuan kami menyusun makalah ini adalah selain untuk melengkapi tugas mata
kuliah keterampilan dasar kebidanan, juga kami berharap kepada masyarakat
umumnya dan pembaca khususnya agar lebih mengetahui sedikit mengenai manajemen
ruang operasi. Apalagi kita sebagai calon kader tenaga kesehatan khususnya bidan,
bisa saja nantinya setelah kita terjun dimasyarakat, kita akan menjumpai kasus
dimana seorang ibu harus dioperasi. Jadi setidaknya kita sudah memehami sedikit
mengenai bagaimana tata ruang atau manajemen ruang operasi itu sendiri.
BAB
2
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Ruang Operasi
1. Instalasi
Kamar Operasi
Merupakan bagian
integral yang penting dari pelayanan suatu rumah sakit berbentuk suatu unit
yang terorganisir dan sangat terintegrasi, dimana didalamnya tersedia sarana
dan prasarana penunjang untuk melakukan tindakan pembedahan.
Ø Tindakan
Operasi
Adalah semua tindakan
pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan tubuh
yang akan ditangani.
Ø Pre
Operasi
Fase awal dari
perioperatif yang dimulai sejak
mengambil keputusan untuk tindakan pembedahan dibuat sampai pasen dipindahkan
ketempat kamar bedah.
Ø Intra
Operasi
Fase sejak pasen
dipidahkan ke dan dari kompleks ruang
operasi.
Ø Post
Operasi
Suatu fase akhir dari
perioperatif yang dimulai sejak pasen
masuk perawatan PACU (Postoperative Anesthesi Care Unit) sampai pasen sembuh
total dari pembedahan.
2. Filosopi
Pembedahan
Pembedahan
merupakan bagian dari tahap pengobatan, relatif singkat, sangat penting dan
menakutkan.
Dalam melakukan pembedahan harus
memiliki visi dan misi demi kepentingan pasien yang dilakukan dengan cara aman.
Visi
pembedahan:
·
Menjadi yang terbaik
·
Bermutu
·
Mengikuti kemajuan ilmu dan teknologi
Misi pembedahan;
·
Menyembuhkan
·
Mengurangi penderitaan
·
Memperbaiki kualitas hidup
Agar
pembedahan berlangsung baik dan aman bagi pasen serta personil kamar
bedahsangat diperlukan;
![*](file:///C:\Users\Esti\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\Users\Esti\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\Users\Esti\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
Pembedahan
harus dilakukan sebaik mungkin, pelayanan bermutu merupakan unsur yang sangat
diperlukan. Unsur tersebut yaitu;
a.
Effectiness
Pelayanan terbaik “The best
possible care”
b.
Efficiency
Biaya yang wajar “Cost
effectivnes”
c.
Acceptability
Kepuasan pasen “Patien Satispaction”
Untuk pelayanan yang
bermutu diperlukan :
Ø Kompetensi
tim bedah
Ø Kerja
sama tim
Ø Manajemen
kamar bedah
Ø Bangunan
dan peralatan yang mendukung
Ø Komitmen
kuat manajemen rumah sakit untuk terselenggaranya pelayanan prima
3. Ketenagaan
Dalam setiap melakukan pembedahan
idealnya tim bedah terdiri dari;
v Dokter
pembedah (Operator)
v Dokter
Anesthesi
v Perawat
kamar bedah; sirkuler, instument (scrub), RNFA (register nurse first
Assistance)
v Perawat
Anesthesi
4. Tata
Ruang Kamar Operasi
Ruang kamar operasi/kamar bedah
harus didesain sedemikian rupa sesuai standar demi terselenggaranya pelayanan yang
bermutu.
Tata
kerja kamar bedah sebagai berikut:
a. Faktor penentu
v Berdasarkan
visi dan misi kamar bedah
v Organisasi,
manajemen kamar bedah
v Desain
dan struktutr kamar bedah
v Peralatan
yang memadai
b. Prisip disinfeksi dan dekontaminasi (Universal
Precaution)
·
Perlindungan diri sendiri
·
Perlindungan terhadap pasen
·
Perlindungan terhadap lingkungan
c. Hal-hal yang harus diperhatikan
§ Teknik
aseptik yang benar
§ Peraturan
asepsis
§ Kontruksi
dan desain kamar bedah
§ Pentingnya
hygien dan kesehatan personil
§ Aturan
tata kerja umum sewaktu pembedahan
§ Tata
cara cuci tangan
§ Mempertahankan
keadaan asepsis bedah
Lingkungan
kerja dikamar bedah harus menujang keselamatan dan kesehatan kerja dikamar
bedah karena:
![*](file:///C:\Users\Esti\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\Users\Esti\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\Users\Esti\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\Users\Esti\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\Users\Esti\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\Users\Esti\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\Users\Esti\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\Users\Esti\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\Users\Esti\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
Strategi
keselamatan:
ü Siapkan
PPD (perlengkapan perlindungan diri) ekstra; cuci tangan, sarung tangan, masker
, baju kerja, pelindung mata dll.
ü Wadah
benda tajam disiapkan
ü Perencanaan
penanganan benda-benda tajam
ü Pastikan
seluruh anggota mengetahui perencanaan tersebut
ü Modifikasi
perencanaan saat dibutuhkan
ü Fokuskan
cara penggunaan benda-benda tajam
ü Ingatkan
anggota tim operasi akan potensi bahaya
ü Melarang
orang masuk dalam ruang operasi
ü Hindari
percakapan yang tidak perlu
ü Simpan
tabung darah seluruh pasen sebelum operasi dalam lab, untuk diperiksa
kemungkinan pemaparan HIV
B.
Persiapan
Fisik Klien Sebelum Operasi
Selain mempersiapkan mental, waktu dan biaya,
pembedahan berencana juga mewajibkan pasien untuk menyiapkan kondisi fisik demi
lancarnya operasi yang akan berlangsung. Persiapan fisik ini berhubungan
dengan kelainan atau penyakit yang akan
dibedah tersebut, dan juga persiapan fisik berkenaan dengan pembiusan, agar
obat-obat bius yang nantinya diberikan tidak menimbulkan efek negatif akibat
kemampuan respon tubuh yang tidak normal lagi.
Diagnose suatu penyakit diupayakan sejelas mungkin
sebelum therapi pembedahan dijalankan. Dan bagi operator atau dokter Bedah
sendiri, tentu tidak akan memiliki arah
yang pasti di saat berlangsungnya operasi, apa bagaimana dan seberapa yang
mesti dibedah jika informasi atau assessment
–pendekatan ke arah diagnose pasti- belum optimal. Sehingga diperlukan
pemeriksaan tambahan di luar pemeriksaan fisik untuk menuju kepastian itu.
Mungkin akan diperlukan pemeriksaan laboratorium saja atau dibutuhkan lagi
pemeriksaan penunjang yang masih taraf sederhana sampai yang sudah canggih.
Misalnya, pemeriksaan rontgen atau x-ray, pemeriksaan USG, CT scan, MRI dan pemeriksaan yang sifatnya
lebih invasif, seperti x-ray atau CT scan dengan kontras, biopsi, endoscopy
(colonoscopy, ureteroscopy, arthroscopy, bronchoscopy,laparoscopy dll). Memang
semakin maju perkembangan teknologi, semakin canggih pula alat pemeriksaan di
bidang medis yang membuat pasien semakin nyaman. Sepengetahuan penulis, salah satu pemeriksaan
canggih saat ini adalah pemeriksaan menggunakan capsule endoscopy untuk
mengetahui keadaan saluran cerna dari atas hingga ke bawah dengan menelan
sebutir capsul yang didalamnya
terkandung kamera dan bisa dipantau lewat monitor di luar tubuh pasien
setiap saat, disamping menggambarkan sejauh mana serta di lokasi mana kelainan
didapat sehingga ahli bedah tidak ragu-ragu lagi untuk menoreh di
bagian tertentu dari permukaan perut. Tapi apapun pemeriksaan itu, tidak
selalu harus suatu penyakit langsung dideteksi dengan peralatan yang canggih.
Jika sudah dan bahkan lebih sensitif untuk diperiksa dengan alat pemeriksaan
yang lebih sederhana kenapa harus ke tingkat pemeriksaan canggih atau yang
malah lebih invasif dan tentu mahal?
Karena tubuh pasti akan mengalami stress pembedahan,
baik dari kemampuan fungsi masing2 organ vital maupun cedera langsung yang
diterimanya, maka untuk kepentingan pembiusan agar obat2 yang diberikan sebelum
dan selama proses berlangsungnya operasi bisa direspon dengan baik, harus ada
jaminan akan fungsi dan kondisi tubuh yang baik pula. Maka jika penderita akan
dipersiapkan menjalani operasi dengan pembiusan umum ataupun regional pada yang
berusia di atas 40 tahun diwajibkan
memeriksa lab untuk mengetahui fungsi pembekuan darah, fungsi liver,
ginjal, endokrin, elektrolit, status
gizi dan pemeriksaan elekrokardiografi (EKG) untuk menilai keadaan jantung.
Pemeriksaan pemeriksaan tersebut termasuk pemeriksaan standard yang sebaiknya
dicek secara lengkap. Namun pada penerapannya, kadang beberapa ahli bedah lebih menekankan pada pemeriksaan yang
menjurus pada kondisi penyakitnya sekalipun jenis pendeteksiaannya lebih mendetail.
Sedangkan untuk jangka pendek, setidaknya 8 jam
sebelum masuk ke dalam kamar operasi, fisik penderita diharapkan sudah fit,
tidak sedang pilek, batuk atau yang lainnya, dalam keadaan bersih hingga ke
cuci rambut dan siap menanggalkan asesoris seperti perhiasan, gigi palsu, tidak
bergincu dan cat kuku mesti dihapus. Ini dilakukan untuk mencegah kontaminasi
operasi dan menunjang sterilitas proses operasi.
C.
Intervensi
Klien Intra Operatif
a) Anggota
Tim Pembedahan
Tim pembedahan terdiri dari:
1) Ahli
bedah
Tim
pembedahan dipimpin oleh ahli bedah senior atau ahli bedah yang sudah melakukan
operasi.
2) Asisten
pembedahan (1 orang atau lebih): asisten bius dokter, residen, atau perawat, di
bawah petunjuk ahli bedah. Asisten memegang retractor dan suction untuk melihat
letak operasi.
3) Anaesthesologist
atau perawat anaesthesi
Perawat
anesthesi memberikan obat-obat anesthesia dan obat-obat lain untuk
mempertahankan status fisik klien selama pembedahan.
4) Circulating
Nurse
Peran vital sebelum,
selama dan sesudah pembedahan.
Tugas:
·
Set up ruangan operasi-
·
Menjaga kebutuhan alat-
·
Check up keamanan dan fungsi semua
peralatan sebelum pembedahan-
·
Posisi klien dan kebersihan daerah
operasi sebelum drapping-
·
Memenuhi kebutuhan klien, memberi
dukungan mental, orientasi klien
Selama pembedahan:
- Mengkoordinasikan
aktivitas
- Mengimplementasikan
NCP
- Membantu anesthetic
- Mendokumentasikan
secara lengkap drain, kateter, dll
5) Surgical
technologist atau Nurse scrub; bertanggung jawab menyiapkan dan mengendalikan
peralatan steril dan instrumen, kepada ahli bedah/asisten. Pengetahuan anatomi
fisiologi dan prosedur pembedahan memudahkan antisipasi instrumen apa yang
dibutuhkan.
b) Persiapan
Kamar dan Ruang Pembedahan
Keamanan
klien diatur dengan adanya ikat klien dan pengunci meja operasi. Dua faktor
penting yang berhubungan dengan keamanan kamar pembedahan: lay out kamar
operasi dan pencegahan infeksi.
Ø Lay
Out pembedahan
Ruang
harus terletak diluar gedung RS dan bersebelahan dengan RR dan pelayanan
pendukung (bank darah, bagian pathologi dan radiology, dan bagian logistik).
Alur
lalu lintas yang menyebabkan kontaminasi dan
designàada pemisahan antara hal yang bersih dan terkontaminasi (protektif, bersih, steril dan kotor).
Besar
ruangan tergantung pada ukuran dan kemampuan rumah sakit.
Umumnya:
• Kamar terima
• Ruang untuk peralatan
bersih dan kotor
• Ruang linen bersih
• Ruang ganti
• Ruang umum untuk
pembersihan dan sterilisasi alat
• Scrub area
Ruang operasi terdiri
dari:
• Stretcher atau meja
operasi
• Lampu operasi
• Anesthesia station
• Meja dan standar
instrumen
•
Peralatan suction
• System komunikasi
BAB
3
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ruang
operasi merupakan bagian integral yang penting dari pelayanan suatu rumah sakit
berbentuk suatu unit yang terorganisir dan sangat terintegrasi, dimana
didalamnya tersedia sarana dan prasarana penunjang untuk melakukan tindakan
pembedahan. Ruang kamar operasi/kamar bedah harus didesain sedemikian rupa
sesuai standar demi terselenggaranya pelayanan yang bermutu.
Manajemen
ruang operasi adalah sesuatu yang penting yang harus tenaga kesehatan kuasai,
karena tata ruang operasi yang baik juga akan mempengaruhi kinerja tenaga medis
dan kelancaran proses operasi. Karena itu untuk sebuah ruang operasi, sebuah
rumah sakit harus benar- benar memperhatikan mengenai struktur, manajemen maupun
tata ruangnya.
B.
Saran
Bagi
tenaga kesehatan sangat penting untuk mengetahui mengenai pengetahuan ini
karena nantinya meskipun seorang tenaga kesehatan tidak semuanya ikut terlibat
dalam prosedur operasi, tetapi setidaknya sebagai calon tenaga kesehatan,
alangkah baiknya kita mengetahui sedikit mengenai ruang operasi ini.
Lampiran
Gambar- gambar Terkait
Ruang Operasi
Lampu Operasi
Daftar pustaka
http//www.manajemen-ruang-operasi-konsep
dasar_ilmu.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar